Kajian Islam Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah

Dalam kehidupan rumah tangga, Islam menekankan pentingnya memilih pasangan yang sekufu—yakni setara, sepadan, dan sejalan dalam hal agama, akhlak, serta aspek kehidupan lainnya. Sekufu bukan berarti harus sama dalam segala hal, tetapi memiliki kecocokan yang memudahkan terciptanya keharmonisan, komunikasi, serta visi hidup yang selaras. Konsep ini bukan sekadar anjuran budaya, melainkan prinsip yang mendapat perhatian dalam syariat.

Makna Sekufu dalam Islam

Secara bahasa, kafā’ah berarti kesetaraan atau kecocokan. Ulama menyebutkan bahwa kesetaraan ini terutama bertumpu pada aspek agama dan akhlak, karena dua hal ini menjadi fondasi utama terbentuknya rumah tangga yang sakinah. Imam Nawawi dalam Al-Majmū’ menjelaskan bahwa sekufu dalam agama adalah aspek yang paling penting, karena kesalehan dan ketakwaan pasangan sangat memengaruhi suasana rumah tangga.

Allah menegaskan bahwa ketakwaan adalah ukuran kemuliaan seseorang:

“Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah yang paling bertakwa.”
(QS. Al-Hujurat: 13)

Ayat ini menunjukkan bahwa nilai tertinggi seseorang tidak diukur dari nasab, harta, atau status sosial, melainkan dari agamanya. Maka dalam mencari pasangan, ukuran ketakwaan menjadi pondasi sekufu yang paling utama.

Dalil tentang Pentingnya Memilih Pasangan Saleh/Solehah

Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya memilih pasangan berdasarkan agama yang baik. Beliau bersabda:

“Wanita dinikahi karena empat hal: hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang beragama, niscaya engkau beruntung.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menjadi dalil paling kuat mengenai arah utama dalam memilih pasangan: agama. Ketika agama menjadi prioritas, maka kriteria lain yang bersifat duniawi menjadi pelengkap, bukan standar utama.

Untuk laki-laki, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.”
(HR. Tirmidzi)

Hadis ini menunjukkan dua hal:

  1. Agama dan akhlak adalah standar utama kelayakan seseorang sebagai calon pasangan.
  2. Bila masyarakat mengabaikan standar agama, akan terjadi kerusakan sosial, di mana zinah, perceraian, dan ketidakselarasan rumah tangga akan marak.

Para ulama menegaskan bahwa sekufu dalam agama adalah kebutuhan mendesak. Sebab, pasangan yang tidak selaras dalam prinsip agama berpotensi menimbulkan perselisihan mendalam—mulai dari pola ibadah, cara mendidik anak, hingga prioritas hidup.

Hikmah Memilih Pasangan yang Sekufu

1. Meminimalkan Konflik Nilai

Pasangan yang sama-sama memegang nilai agama yang baik cenderung memiliki visi hidup yang serupa. Mereka sama-sama memahami batasan halal-haram, pola komunikasi, adab dalam bertengkar, dan tanggung jawab keluarga. Kesamaan prinsip ini meminimalkan gesekan yang biasanya muncul akibat perbedaan tujuan atau gaya hidup.

2. Menguatkan Ibadah dan Jalan Ketaatan

Allah berfirman:

“Para wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik.”
(QS. An-Nur: 26)

Ayat ini menggambarkan bahwa pasangan yang baik akan saling menguatkan dalam ibadah dan memelihara suasana rumah yang penuh keberkahan. Perbedaan prinsip agama kerap membuat seseorang sulit menjalankan ibadah atau bahkan terhalang dari ketaatan.

3. Mempermudah Pendidikan Anak

Anak adalah amanah besar. Pasangan yang sekufu dalam agama akan lebih mudah menerapkan pola pendidikan yang konsisten. Mereka tidak saling bertentangan dalam membimbing anak, karena memiliki nilai yang sama mengenai adab, akidah, tanggung jawab, dan moralitas.

4. Menjaga Harmoni Keluarga Besar

Kesamaan latar belakang agama dan akhlak juga meminimalkan gesekan antara keluarga besar. Banyak konflik rumah tangga lahir bukan dari pasangan itu sendiri, tetapi dari perbedaan pola pikir keluarga besar. Sekufu membantu menyatukan nilai keluarga tanpa banyak benturan.

5. Meningkatkan Stabilitas Emosional

Pasangan yang sejalan akan lebih mudah memahami satu sama lain. Mereka memiliki standar akhlak yang sama, seperti sabar, memaafkan, menghormati, dan menahan amarah. Ini menciptakan kestabilan emosi yang menjadi kunci keharmonisan rumah tangga.

Dimensi Sekufu Selain Agama

Walaupun agama adalah pondasi utama, para ulama juga menjelaskan bahwa kesetaraan dalam aspek tertentu turut mendukung harmonisasi pernikahan. Aspek-aspek ini tidak wajib, tetapi dianjurkan demi kemaslahatan.

1. Sekufu dalam Keimanan dan Akidah

Ini adalah yang paling fundamental. Seorang muslim tidak boleh menikahi pasangan non-muslim kecuali laki-laki muslim boleh menikahi wanita Ahlul Kitab menurut sebagian ulama—namun dalam konteks zaman sekarang hal ini sangat tidak dianjurkan karena potensi masalah dalam pendidikan anak dan ketidaksamaan nilai.

Allah berfirman:

“Janganlah kamu menikahi wanita musyrik hingga mereka beriman…”
(QS. Al-Baqarah: 221)

2. Sekufu dalam Akhlak

Akhlak menentukan cara seseorang memperlakukan pasangannya. Perbedaan akhlak yang terlalu jauh—misalnya satu sabar dan pendiam, satu mudah meledak dan kasar—dapat memicu ketidakcocokan yang serius.

3. Sekufu dalam Tingkat Pemahaman

Kesetaraan wawasan, pendidikan, dan cara berpikir turut memengaruhi kelancaran komunikasi. Perbedaan terlalu ekstrem sering memicu miskomunikasi dan perbedaan prioritas hidup.

4. Sekufu dalam Ekonomi

Walau bukan syarat utama, kesetaraan ekonomi dapat menghindarkan salah satu pihak merasa terbebani atau minder. Namun hal ini tidak boleh mengalahkan nilai agama: seorang laki-laki miskin tetapi berakhlak dan taat tetap lebih utama bagi wanita salehah dibanding laki-laki kaya yang buruk agama dan akhlaknya.

5. Sekufu dalam Lingkungan Sosial dan Budaya

Kesamaan budaya mempermudah adaptasi, namun bila berbeda tetap bisa disatukan asalkan agama dan akhlak kuat. Islam tidak mengharamkan perbedaan suku atau budaya—bahkan mendorong persatuan. Yang utama adalah nilai agama.

Bahkan Para Sahabat Pun Menekankan Sekufu Agama

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:

“Tidak ada yang lebih utama bagi seorang lelaki setelah takwa kepada Allah daripada pasangan yang salehah. Jika ia memandangnya, menyenangkannya; jika ia memerintahkannya, ia taat; jika ia bersumpah terhadapnya, dipenuhinya; dan jika ia pergi, ia menjaga dirinya dan hartanya.”

Ucapan ini menunjukkan bahwa kesetaraan dalam ketakwaan adalah tiang rumah tangga yang sesungguhnya.

Sekufu Bukan Syarat Mutlak, Tapi Syarat Maslahat

Mayoritas ulama sepakat bahwa sekufu bukan syarat sah nikah, tetapi syarat yang menambah maslahat. Karena itu, pernikahan boleh tetap sah meskipun tidak sekufu, tetapi potensi masalah bisa lebih besar.

Imam Ahmad mengatakan:

“Sekufu itu untuk menjaga hak wanita dan keluarganya, agar mereka tidak menghadapi aib dan tekanan sosial.”

Maksudnya, sekufu membantu menstabilkan hubungan, bukan menghalangi orang menikah.

Cara Praktis Menerapkan Prinsip Sekufu

1. Memastikan Agama dan Akhlak Calon Pasangan

Lihat bagaimana ia menjalankan ibadah wajib, adab terhadap orang tua, kejujuran, dan cara menyelesaikan konflik.

2. Gali Visi Hidup dan Tujuan yang Serius

Pertanyakan bagaimana ia memandang pernikahan, masa depan, pendidikan anak, dan prioritas hidup.

3. Kenali Lingkungan Sosialnya

Teman dan lingkungannya mencerminkan nilai hidupnya.

4. Jujur pada Diri Sendiri

Kenali kebutuhan, kekuatan, dan kelemahan diri agar tahu jenis kecocokan yang diperlukan.

5. Libatkan Keluarga Secara Seimbang

Pendapat keluarga penting, tetapi keputusan tetap berpijak pada agama, bukan tekanan sosial.

Maka itu memilih jodoh yang sekufu adalah langkah penting menuju rumah tangga yang penuh sakinah, mawaddah, dan rahmah. Sekufu tidak berarti harus sama dalam segala hal, tetapi sejajar pada hal-hal mendasar: agama, akhlak, visi hidup, serta nilai-nilai yang menopang masa depan keluarga. Syariat menekankan agar seseorang memprioritaskan pasangan yang baik agama dan akhlaknya, karena hal itu menjadi sumber ketenangan dan keberkahan yang tidak bisa digantikan oleh harta, kecantikan, atau status sosial.

Pada akhirnya, pernikahan yang kokoh dibangun bukan hanya oleh cinta, tetapi oleh prinsip, keselarasan nilai, dan kesamaan arah hidup. Dengan memilih pasangan yang sekufu, seseorang sedang membangun jalan panjang menuju keluarga yang Allah ridai. Semoga Allah memudahkan kita menemukan pasangan yang menjadi penyejuk mata dan penopang perjalanan menuju surga-Nya. Aamiin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Quote of the week

“People ask me what I do in the winter when there’s no baseball. I’ll tell you what I do. I stare out the window and wait for spring.”

~ Rogers Hornsby

Assalamia. 2025 Designed with WordPress